Tiktok dan Ironi pendidikan Karakter


    Saat ini Tiktok, Instagram, Twitter, dan Youtube menjadi aplikasi yang banyak digandrungi masyarakat indonesia, lebih dari 800 juta orang pengguna aktif Tik Tok dari anak kecil SD hingga orang dewasa seperti selebritis, Pelajar, Dosen bahkan politisi maupun dokter menggunakan aplikasi ini. 

    Tiktok berhasil menghasilkan berbagai video kreatif yang berdurasi singkat yakni 15 detik hingga 60 detik, Namun beberapa video mengundang ironi. Banyak sekali para pelajar dengan gaya yang tidak sesuai umurnya berjoget menampilkan lekuk-lekuk badannya yang hal itu membuat para penonton yang tidak kuat berkhayal hal yang tidak semestinya. Bahkan ada beberapa anak yang menggunakan seragam sekolah dan di ruang kelas berjoged Vulgar dan sensual. 

    Ruang kelas yang seharusnya dijadikan tempat belajar berubah peran jadi tempat berjoged. seperti video dibawah ini:


    Di lingkungan sekolah Seorang guru seharusnya menjadi contoh, Panutan dan perkataan yang didengarkan olah murid, Mengajarkan ilmu pengetahuan dan mendidik karakter murid menjadi manusia yang beradab dan beretika. Guru tidak hanya ditujukan kepada mereka yang bekerja di solah formal, Ki Hajar Dewantara berkata " Semua orang adalah guru dan semua tempat adalah sekolah". Namun bagaimana jika yang terjadi justru sebaliknya? Bukankah tingkah laku dan perkataan seorang guru selalu dilihat dan ditiru masyarakat umum, wali siswa, dan siswa?

    Melihat fenomena Tik Tok seperti ini secara tidak langsung menunjukkan adanya krisis etika di lingkungan pendidikan, Fenomena ini menunjukkan realita yang tidak sesuai dnegan esensi pendidikan sebenarnya. siswa yang seharusnya mampu melibatkan diri dalam aktivitas sosial masyarakat justru lebih aktif di depan layar Handphone untuk membuat Tik Tok. 

    Pelajar yang digadang sebagai generasi penerus bangsa, sudah semestinya menjadi figur cerdas untuk masyarakat. Etika selayaknya pelajar dilingkungan sekolah perlu mendapat perhatian. Sama hal nya guru seperti semboyan bapak Ki Hajar Dewantara "Ing Ngarsa Sung Tuladha" yang artinya guru menjadi suri tauladan bagi orang disekitarnya termasuk murid. Kecerdasan siswa memang menjadi poin penting di dunia pendidikan, Namun pendidikan dapat dikatakan berhasil jika Guru mampu membentuk siswa yang berkarakter baik dan bermoral. 

    Untuk itu marilah kita sebagai pendidik maupun pelajar menjunjung tinggi Adab, Etika, Moral, Akhlak kita sebagai panutan di Masyarakat tempat tinggal kita. Kita seharusnya jadi pribadi yang lebih baik dari pada mereka yang tidak mampu untuk sekolah bukan malah sebaliknya. Yuk sama-sama perbaiki diri mulai dari sekarang😉

Comments

Popular posts from this blog

Membuat Pamflet Kegiatan Cantik dan Manarik Kurang dari 20 Menit No Ribet Menggunakan Canva